Yutaka Kobayakawa - Lucky Star
RSS

Kegalauanku bersama Om Chairil Anwar

Lagi-lagi aku galau... Kembali menggalau... Hmmm... "Galau" sungguh kata yang tepat untuk kondisiku kalau sedang begini. Terimakasih karena ada kata "galau" di Kamus Besar Bahasa Indonesia... Terimakasih juga karena kata ini sekarang sudah jadi populer dan tidak aneh untuk diucapkan dan dipublikasikan. Galau... galau... aku senang mengucapkannya... Itu pas denganku, yang sedang merasa seperti ini. Selalu tanpa sebab, selalu bingung kenapa bisa begini... Dan sampai kapan jadi seperti ini... 

Saat lagi galau seperti ini, aku melihat buku "Aku Ini Binatang Jalang"nya Om Chairil Anwar tergeletak tak berdaya di meja kamar... Buku yang lama tak ku sentuh... Buku yang dulu aku beli ketika aku sedang sangat memuja film Ada Apa Dengan Cinta dan puisi, sampai aku membeli buku itu dan buku "Aku"nya Sumandjaya (sedihnya buku ini lagi ngilang entah ke mana :'( ).


 Aku benar-benar teracuni saat itu dan sampai sekarang film itu masih jadi top list film favoritku. Sampai beberapa dialog dan puisinya pun aku hafal. Puisi-puisi Om Chairil menjadi lebih dikenal gara-gara film itu.
 Yang jelas, puisi yang paling kusuka saat itu adalah "Kesabaran" dan "Aku Ini Binatang Jalang". Yah bukannya aku meniru-niru Kakakku yang cantik a.k.a Kak Cinta tapi puisi itu memang sesuai untukku dan ketika aku membacanya kembali sekarang, beberapa bagian memang sangat pas dengan diriku saat ini... 
Lihat saja pada puisi Kesabaran

Aku tak bisa tidur
Orang ngomong, anjing nggonggong
Dunia jauh mengabur

Bait ini tuh pas banget sama yang aku alami beberapa bulan ini... Seperti yang Cinta bilang dalam adegan itu ke gengnya, "Pas banget kan? pas banget sama gue, nasib gue tau ngga lu? Itu tuh keren banget tau ngga bisa bikin kata-kata gitu." 
Aku setuju banget sama bagian ini. Dan mungkin kata-kata di puisi ini memang tercipta buat orang-orang galau dan tak pernah nyenyak tidur kayak aku dan Cinta kali ya... hehehe #ditimpukbotol
Terus bait selanjutnya...

Kelam mendinding batu
Dihantam suara bertalu-talu
Aku hendak bicara 
Suaraku hilang, tenaga terbang
Sudah! tidak jadi apa-apa!
Ini dunia enggan disapa, ambil perduli

Aku benar-benar merasakannya saat ini... Rasanya ingin bicara, teriak, tapi ngga punya daya dan nggak tau mau bilang apa... Pengin banget bicara ke dunia, apa yang kurasa, tapi selalu berakhir dengan menelan ludah dan bisu tak ada kata. Jadi yang hanya bisa kulakukan adalah biarlah dunia tak perduli. Ahh... 

Keras membeku air kali
Dan hidup bukan hidup lagi 
Kuulangi yang dulu kembali
Sambil bertutup telinga, berpicing mata
Menunggu reda yang mesti tiba 
Karena aku tak bisa berkata apa-apa dan berbuat sesuatu untuk mengatasinya, yang bisa kulakukan adalah diam, membeku... merasa hidup tidak lagi 'hidup' dan hanya ingin menutup telinga dan memejamkan mata, berharap perasaanku membaik... DamnItsTrue!!
Ya ampun Om Chairil, kenapa sih kita bisa sama-sama galau kayak gini... Apa yang menyebabkan dirimu galau sepertiku?? Siapa tahu kita bisa berbagi.... #ditimpukpulpen
Andai dulu ada Twitter, tweet'mu yang ini udah aku retweet berjuta-juta kali...
Andai dulu ada Facebook, statusmu ini udah aku like dan komen beratus kali.... 
Puisi-puisimu kalau aku perhatikan memang untuk diwariskan ke generasi galau kayak aku ini...

Puisi Aku Ini Binatang Jalang juga sukses menempati posisi ter-aku selama ini... Hasshhh
 Lihat saja...

Kalau sampai waktuku 
Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu 
Saat galau seperti ini, saat pikiranku lagi macam-macam begini, aku selalu merasa bait ini memang benar. Kalau sampai waktuku, siapa yang bisa merayuku untuk tidak pergi coba... bahkan sedu sedan tangis tidak mempan sama sekali bukan... 

Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya yang terbuang
Sedihnya, aku, tidak bisa tidak, selalu merasa seperti ini. Bodoh! Aku memang bodoh. Pabo!

Biar peluru menembus kulitku 
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Untuk bagian ini, aku tidak setuju dan tidak sesuai denganku... Karena aku sepertinya bukan tipe orang yang tetap meradang menerjang bila aku terluka... aku lebih suka menyimpan dan menyembunyikannya dan cenderung akan jatuh dan tidak ingin bangkit bila terluka... :(

Dan aku akan lebih tidak peduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
Terkadang aku setuju kata-kata ini dan menginginkan seperti itu tapi tidak jarang pula aku ingin menyerah dan membuang mimpi untuk hidup seribu tahun lagi... Hasshhh... 

Puisi-puisi itu, ketika aku membacanya, kembali melekat dalam pikiranku ini dan membuat kegalauanku sempurna apalagi ditambah lagu-lagu mellow pembuat airmata... #npcompletesnsd
Dan kembali.... malam ini menjadi galau sempurna...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar